Minggu, 22 Mei 2016

Minggu, 15 Mei 2016

GP ANSOR PERCEPAT KEMANDIRIAN EKONOMI ORGANISASI

Tidak ada komentar:

JAKARTA – Gerakan Pemuda Ansor hari ini Sabtu (23/4/2016) menggelar Rapat Kerja I di Hotel the Media, Jakarta Pusat. Rapat Kerja diikuti oleh 300-an peserta pengurus GP Ansor masa khidmat 2016—2021 dan Satkornas Banser.
Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengatakan kepengurusan kali ini akan melanjutkan misi yang sudah diusung oleh kepengurusan sebelumnya, ditambah lagi satu misi yang sangat penting.
“Pada periode kepengurusan sebelumnya mengusung tiga misi. Dan, kita tambahkan satu lagi visi, yakni kemandirian organisasi. Kita akan usung misi mempercepat kemandirian ekonomi organisasi,” kata Yaqut Cholil Qoumas pada acara pembukaan Raker I PP GP Ansor, Sabtu (23/4/2016).
Tiga visi pada kepengurusan sebelumnya adalah (1) Revitialisasi Nilai dan Tradisi. (2) Penguatan Sistem Kaderisasi. (3) Pemberdayaan Potensi Kader.
Adapun tiga misinya adalah (1) internalisasi nilai aswaja dan sifatur rasul dalam gerakan GP. Ansor. (2) membangun disiplin organisasi dan kadersasi bebasis profesi. (3) menjadi sentrum lalulintas informasi dan peluang usaha antar kader dengan stakeholder.
Ketua Umum menekankan pentingnya visi kemandirian organisasi, terutama dari aspek ekonomi. Ini sangat penting, karena GP Ansor sebagai organisasi dengan anggota 1,7 kader itu tidak boleh bergantung pada ketua umum atau pengurusnya saja.
Oleh karena itu,  bidang perekonomian di pimpinan pusat didorong untuk membuat terobosan program yang diharapkan sudah mulai kelihatan hasilnya dalam 2-3 tahun ke depan. Dengan mandiri secara ekonomi, GP Ansor akan mampu membiayai kegiatannya sendiri. 
Sumber: http://ansornews.com/read/20160423/gp-ansor-percepat-kemandirian-ekonomi-organisasi.html

GP ANSOR AKAN KUMPULKAN PEMUDA LINTAS AGAMA DUNIA

Tidak ada komentar:



JAKARTA - Berbagai kekerasan mengatasnamakan agama terus terjadi di dunia. Untuk itu, GP Ansor menginisiasi Global Unity Forum (GUF) 2016 demi membangun peradaban tanpa kekerasan.
Ketua Panitia GUF 2016, Abdul Aziz Wahid, mengatakan forum ini akan melibatkan ulama, tokoh-tokoh lintas agama dan kalangan aktivis pemuda lintas agama dari berbagai negara. Ia menilai, pemuda dan pemuka agama berperan penting mengejawantahkan nilai toleransi dan kerukunan dalam kebhinekaan agama serta budaya.
“GP Ansor mengajak semua pihak, terutama para pemuka agama, budayawan dan organisasi kepemudaan lintas agama, untuk menyerukan penghentian konflik atas nama agama di manapun, guna menjaga marwah ajaran agama,” kata Aziz, Selasa (10/5).
Senada, Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas berharap forum ini mampu mengubah paradigma pertempuran melawan ekstrimisme agama menuju kebersamaan dan kerukunan hidup manusia. Dia menilai, agama seharusnya dapat membawa setiap penganutnya hidup damai dengan umat lain, dan bukan sebaliknya.
“Kami yakin forum ini mampu menghasilkan pemahaman dan pijakan bersama untuk menyelamatkan peradaban dunia dari tragedi kemanusiaan yang timbul karena kekerasan atas nama agama,” ujar Yaqut.
Global Unity Forum 2016i akan menghadirkan pembicara dari GP Ansor, Indonesian Catholic Bishop Conference (KWI), perwakilan dari Kristen Koptik Mesir, perwakilan dari Myanmar dan perwakilan dari Amerika Serikat. Rencananya, GUF akan diselenggarakan di Hotel Acacia Jakarta, pada Kamis (12/5).

Sumber: AnsorNews.com (http://ansornews.com/read/20160510/gp-ansor-akan-kumpulkan-pemuda-lintas-agama-dunia.html)

Rabu, 11 Mei 2016

SALAH SATU CONTOH MENGUBAH NASIB DENGAN GEMAR BERSEDEKAH

Tidak ada komentar:




Assalamualaikum......
Mempekerjakan Pemuda Penganggur, Pekerja Sosia Menjadi Jutawan Baru - Sangat banyak kaum muda yang menganggur dan tidak memiliki pekerjaan yang dapat menjadi sumber penghidupan mereka sehari-hari. Mereka adalah pemuda yang tidak terdidik, pelajar yang putus sekolah dan tidak mampu mengakses pekrjaan yang layak, atau lulusan sekolah tinggi yang tidak beruntung dalam berburu pekerjaan. Itu adalah tugas Anda sekalian untuk meringankan beban mereka. Seperti yang di teladankan Mas Arif, seorang kenalan saya.
Dia seorang pekerja sosial di sebuah LSM. Dia mendirikan dan mengelola LSM itu. Sebagai pekerja sosial,  tentulah penghasilan yang di dapatnya tidak seberapa. Terpenting adalah cukup untuk kehidupa sehari-hari keluarganya. Namun, nasibnya tiba-tiba berubah. Hal itu bermula dari sikapnya yang gemar menolong pemuda pengangguran. Suatu saat, dia merekut para pemuda pengangguran, memberi pelatihan dan mengajak mereka bekerja di perusahaannya yang baru saja di bangunnya. Mereka dilatis sesuai dengan minta dan bakatnya.
Aktivitasnya mendidik dan membina para pemuda itu menarik perhatian pejabat. Oleh pejabat itu, dia disarankan untuk mengajukan anggaran dan guna pembinaan kewirausahaan para pemuda itu, sekaligus mendapatkan modal usaha. Tak berapa lama, perusahaan yang di kelola Mas Arif mendapatkan kucuran anggaran dana dari pemerintah. Anggaran itu digunakan untuk mengembakan kualitas sumberdaya manusia dan modal usaha kecil-kecilan. Para pemuda yang sebelumnya pengangguran  itu telah bekerja, baik membuka usaha sendiri maupun membantu usaha orang lain. Oleh Mas Arif, para pemuda yang kurang memiliki kecenderungan dan keberanian berusaha, disalurkan kepada kenalan yang memiliki usaha. Para pemuda itu sebenarnya masih punya semangat bekerja. Pemuda-pemuda itu pun tak lagi menganggur.
Tak diduga, entah siapa yang memberitahu , mendadak ada rombongan tamu yang mendatangi tempat usaha Mas Arif. Mereka adalah rombongan tamu yang mendatangi lembaga donor yang mebutuhkan mitra pendampingan kaum muda dalam berwirausaha. Mereka memberi tawaran kepada lembaga Mas Arif agar membuat program yang dapat mendorong para pemuda itu mandiri dalam berusaha. Dicapailah kesepakatan antara Mas Supri mewakili lembaga dan rombongan lembaga donor. Lembaga donor itu mengucurkan dan jutaan rupiah untuk program pendampingan para pemuda.
Kiranya yang di lakukan Mas Arif dan teman-temannya adalah amal baik yang bernilai sedekah. Mereka tidak semata-mata bekerja demi tujuan proyek. Karena itulah alloh , mengganjarkan mereka dengan balasan berkah yang luar biasa, dengan mendapatkan tawaran  program kemitraan bernilai jutaan rupiah.
Belajar dari kisah di atas,kiranya banyak hal dapat Anda lakukan, yang dinilai sebagai sedekah. Yang penting adalah tidak menganggur, banyak melamun, atau bahkan melakukan tindakan-tindakan buruk dan menyebabkan orang lain menderita. Seorang yang gemar bertindak merusak, merugikan orang lain, atau membuat orang lain susah, bukan saja mereka tindak mendapatkan ganjaran dan berkah sedekah, tetapi juga diancam oleh kehidupan yang serba sulit baik di dunia maupun akhirat. Melamun, banyak berangan-angan, dan tidak menghasilkan karya apapun, termasuk dalam kejahatan kemanusiaan yang merusak kemungkinan peradaban dibangun dengan lebih baik.
Abu Dzar Jundub bin Junadah ra. Bertanya kepada Rasulullah SAW : “Amal apakah yang paling utama..???”Beliau menjawab : “Iman kepada Alloh dan berjuang di jalan-Nya” Abu Dzar Jundub bertanya: “Memerdekakan budak yang bagaimana yang paling utama...???” Rasul menjawab: “Merdekakan budak ketika sangat disayang oleh tuannya dan yang paling mahal harganya” Abu Dzar Jundub bertanya : “Seandainya saya tidak mampu berbuat yang sedemikian lalu bagaimana..?” Beliau menjawab : “Kamu membantu orang yang bekerja atau kamu menyibukkan diri agar hidupmu tidak sia-sia” Abu Dzar bertanya lagi : “Wahai Rasululloh, bagaimana jika saya tidak  mampu untuk melakukan sebagian pekerjaan itu..???” Beliah menjawab : “Janganlah kamu berbuat kejahatan kepada sesama manusia, karena sesungguhnya yang demikian itu termasuk sedekah untuk dirimu”.
Seperti itulah akhri cerita dari seseorang yang gemar bersedekah yang kehidupannya dipenuhi dengan berkah dan rahmat dari Alloh SWT.
Bagi Pecinta Ustad Yusuf Mansur kalian bisa mendengarkan kumpulan Ceramah tentang sedekah Ustad Yusuf Mansur
Wassalamu'alaikum....

SEJARAH GP ANSOR

1 komentar:





Sejarah Sunting

Terbentuknya GP ANSOR (Pra Kemerdekaan) Sunting
Sejarah lahirnya GP Ansor tidak bisa dilepaskan dari sejarah panjang kelahiran dan gerakan NU itu sendiri. Tahun 1921 telah muncul ide untuk mendirikan organisasi pemuda secara intensif. Hal itu juga didorong oleh kondisi saat itu, di mana-mana muncul organisasi pemuda bersifat kedaerahan seperti, Jong Java, Jong Ambon, Jong Sumatera, Jong Minahasa, Jong Celebes dan masih banyak lagi yang lain.

Dibalik ide itu, muncul perbedaan pendapat antara kaum modernis dan tradisionalis. Disebabkan oleh perdebatan sekitar tahlil, talkin, taqlid, ijtihad, mazhab dan masalah furuiyah lainnya. Tahun 1924 KH. Abdul Wahab membentuk organisasi sendiri bernama Syubbanul Wathan (pemuda tanah air). Organisasi baru itu kemudian dipimpin oleh Abdullah Ubaid (Kawatan) sebagai Ketua dan Thohir Bakri (Peraban) sebagai Wakil Ketua dan Abdurrahim (Bubutan) selaku sekretaris.

Setelah Syubbanul Wathan dinilai mantap dan mulai banyak remaja yang ingin bergabung. Maka pengurus membuat seksi khusus mengurus mereka yang lebih mengarah kepada kepanduan dengan sebutan “ahlul wathan”. Sesuai kecendrungan pemuda saat itu pada aktivitas kepanduan sebagaimana organisasi pemuda lainnya.[2]

Setelah NU berdiri (31 Januari 1926), aktivitas organisasi pemuda pendukung KH. Abdul Wahab (pendukung NU) agak mundur. Karena beberapa tokoh puncaknya terlibat kegiatan NU. Meskipun demikian, tidak secara langsung Syubbanul Wathan menjadi bagian (onderbouw) dari organisasi NU.

Atas inisiatif Abdullah Ubaid, akhirnya pada tahun 1931 terbentuklah Persatuan Pemuda Nahdlatul Ulama (PPNU). Kemudian tanggal 14 Desember 1932, PPNU berubah nama menjadi Pemuda Nahdlatul Ulama (PNU). Pada tahun 1934 berubah lagi menjadi Ansor Nahdlatul Oelama (ANO). Meski ANO sudah diakui sebagai bagian dari NU, namun secara formal organisasi belum tercantum dalam struktur NU, hubungannya masih hubungan personal.

Ansor dilahirkan dari rahim Nahdlatul Ulama (NU) dari situasi ‘’konflik'’ internal dan tuntutan kebutuhan alamiah. Berawal dari perbedaan antara tokoh tradisional dan tokoh modernis yang muncul di tubuh Nahdlatul Wathan, organisasi keagamaan yang bergerak di bidang pendidikan Islam, pembinaan mubaligh, dan pembinaan kader. KH Abdul Wahab Hasbullah, tokoh tradisional dan KH Mas Mansyur yang berhaluan modernis, akhirnya menempuh arus gerakan yang berbeda justru saat tengah tumbuhnya semangat untuk mendirikan organisasi kepemudaan Islam.

Dua tahun setelah perpecahan itu, pada 1924 para pemuda yang mendukung KH Abdul Wahab ,yang kemudian menjadi pendiri NU membentuk wadah dengan nama Syubbanul Wathan (Pemuda Tanah Air). Organisasi inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya Gerakan Pemuda Ansor setelah sebelumnya mengalami perubahan nama seperti Persatuan Pemuda NU (PPNU), Pemuda NU (PNU), dan Anshoru Nahdlatul Oelama (ANO).

Nama Ansor ini merupakan saran KH. Abdul Wahab (ulama besar sekaligus guru besar kaum muda saat itu), yang diambil dari nama kehormatan yang diberikan Nabi Muhammad SAW kepada penduduk Madinah yang telah berjasa dalam perjuangan membela dan menegakkan agama Allah. Dengan demikian ANO dimaksudkan dapat mengambil hikmah serta tauladan terhadap sikap, perilaku dan semangat perjuangan para sahabat Nabi yang mendapat predikat Ansor tersebut. Gerakan ANO (yang kelak disebut GP Ansor) harus senantiasa mengacu pada nilai-nilai dasar Sahabat Ansor, yakni sebagi penolong, pejuang dan bahkan pelopor dalam menyiarkan, menegakkan dan membentengi ajaran Islam. Inilah komitmen awal yang harus dipegang teguh setiap anggota ANO (GP Ansor).

Meski ANO dinyatakan sebagai bagian dari NU, secara formal organisatoris belum tercantum dalam struktur organisasi NU. Hubungan ANO dengan NU saat itu masih bersifat hubungan pribadi antar tokoh. Baru pada Muktamar NU ke-9 di Banyuwangi, tepatnya pada tanggal 10 Muharram 1353 H atau 24 April 1934, ANO diterima dan disahkan sebagai bagian (departemen) pemuda NU dengan pengurus antara lain: Ketua H.M. Thohir Bakri; Wakil Ketua Abdullah Oebayd; Sekretaris H. Achmad Barawi dan Abdus Salam (tanggal 24 April itulah yang kemudian dikenal sebagai tanggal kelahiran Gerakan Pemuda Ansor).

Dalam perkembangannya secara diam-diam khususnya ANO Cabang Malang mengembangkan organisasi gerakan kepanduan yang disebut Banoe (Barisan Ansor Nahdlatul Oelama) yang kelak disebut BANSER (Barisan Serbaguna). Dalam Kongres II ANO di Malang tahun 1937. Di Kongres ini, Banoe menunjukkan kebolehan pertamakalinya dalam baris berbaris dengan mengenakan seragam dengan Komandan Moh. Syamsul Islam yang juga Ketua ANO Cabang Malang. Sedangkan instruktur umum Banoe Malang adalah Mayor TNI Hamid Rusydi, tokoh yang namaya tetap dikenang dan bahkan diabadikan sebagai salah satu jalan di kota Malang.

Salah satu keputusan penting Kongres II ANO di Malang tersebut adalah didirkannya Banoe di tiap cabang ANO. Selain itu, menyempurnakan Anggaran Rumah Tangga ANO terutama yang menyangkut soal Banoe.

Pada masa pendudukan Jepang organisasi-organisasi pemuda diberangus oleh pemerintah kolonial Jepang termasuk ANO. Setelah revolusi fisik (1945 – 1949) usai, tokoh ANO Surabaya, Moh. Chusaini Tiway, melempar mengemukakan ide untuk mengaktifkan kembali ANO. Ide ini mendapat sambutan positif dari KH. Wachid Hasyim – Menteri Agama RIS kala itu, maka pada tanggal 14 Desember 1949 lahir kesepakatan membangun kembali ANO dengan nama baru Gerakan Pemuda Ansor, disingkat Pemuda Ansor (kini lebih pupuler disingkat GP Ansor).

GP Ansor hingga saat ini telah berkembang sedemikan rupa menjadi organisasi kemasyarakatan pemuda di Indonesia yang memiliki watak kepemudaan, kerakyatan, keislaman dan kebangsaan. GP Ansor hingga saat ini telah berkembang memiliki 433 Cabang (Tingkat Kabupaten/Kota) di bawah koordinasi 32 Pengurus Wilayah (Tingkat Provinsi) hingga ke tingkat desa. Ditambah dengan kemampuannya mengelola keanggotaan khusus Banser (Barisan Ansor Serbaguna) yang memiliki kualitas dan kekuatan tersendiri di tengah masyarakat.

Di sepanjang sejarah perjalanan bangsa, dengan kemampuan dan kekuatan tersebut GP Ansor memiliki peran strategis dan signifikan dalam perkembangan masyarakat Indonesia. GP Ansor mampu mempertahankan eksistensi dirinya, mampu mendorong percepatan mobilitas sosial, politik dan kebudayaan bagi anggotanya, serta mampu menunjukkan kualitas peran maupun kualitas keanggotaannya. GP Ansor tetap eksis dalam setiap episode sejarah perjalan bangsa dan tetap menempati posisi dan peran yang stategis dalm setiap pergantian kepemimpinan nasional.
 
back to top